Destinasianews - Untuk kesekian kalinya, Baresan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jabar, menerima seorang warga negara Perancis sebagai anggota keluarga besarnya. Senin sore (16/2/2014) di Pasir Impun, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, di tengah suasana hujan rintik, Eka Santosa, selaku Pangaping BOMA Jabar, secara, simbolis memberikan busana adat bagi Didier Carre, warga negara Perancis yang “jatuh hati” pada kebudayaan masyarakat adat Jabar.
“Untuk pentahbisan ini, tadi saya peroleh ijin dan kasapukan
dari Ketua Harian BOMA Jabar, Jajang Sanaga. Setelah olot (tetua adat –
red.) lain menyetujuinya, secara simbolis dilakukan seremoni tadi.
Sebenarnya, yang utama bagi kami, yang bersangkutan secara sukarela
bersedia menyelami kehidupan masyarakat adat Jabar”, kata Eka Santosa,
dihadapan tiga orang perwakilan warga Kampung Kuta dan Cibodas, dari
Kabupaten Ciamis, Kursa, Tarso , dan Warsa.
Kang Didi Masagi
Jalannya seremoni atas Didier Carre pada sore itu di Kawasan Eko Wisata dan Budaya yang luasnya sekitar 4 hektar di Pasir Impun Kabupaten Bandung, berlangsung amat bersahaja. Uniknya, ditengah kebersahajaan yang cukup khidmat itu tersembul nuansa internasional.
Jalannya seremoni atas Didier Carre pada sore itu di Kawasan Eko Wisata dan Budaya yang luasnya sekitar 4 hektar di Pasir Impun Kabupaten Bandung, berlangsung amat bersahaja. Uniknya, ditengah kebersahajaan yang cukup khidmat itu tersembul nuansa internasional.
Salah
satu rekan Didier Carre, Yayan Herdhiana yang juga diaspora Indonesia
karena sudah lama tinggal di negeri Perancis, yang juga dulunya rekan
sepermainan Eka Santosa saat masih bersekolah di Priangan Timur, secara
berselang-seling menterjemahkan tahapan seremoni ini melalui bahasa
Perancis, Inggris, hingga ke bahasa Indonesia, dan bahasa Sunda
sekaligus.
“Kami
ucapkan terima kasih, buat Kang Didi Masagi. Ini nama panggilan akrab
versi Sunda yang artinya tak jauh beda dengan nama aslinya Didier Carre.
Katanya, arti Carre itu yang Sempurna atau Segi Empat. Buat Kang Didi
cocoknya pake masagi saja”, ucap Kursa dengan cukup lancar mengurai
singkat perihal nama baru ini usai ia mengenakan iket kepala kepada
Didier Carre yang kini bernama Kang Didi Masagi.
Hebatnya,
ucapan singkat Kursa tadi kala itu diterjemahkan ke bahasa Perancis
oleh Yayan Herdhiana. Balsannya, setelah sepenuhnya dimengerti Kang Didi
Masagi, langsung la dengan sedikit terbata-bata dalam bahasa inggris
mengungkapkan rasa gembira sekaligus terharu, diantaranya kalimat yang
paling diingat oleh belasan hadirin kala itu:”Here I am, fully
understand that your problems is my problems too …”.
Penekanan
Kang Didi Masagi pada empati perjuangan masyarakat adat Jabar,
sepenuhnya Ia telah memperoleh banyak masukan tentang perjuangan tanah
ulayat, perbaikan lingkungan, peningkatan ekonomi, juga pemberdayaan
masyarakat adat pada umumnya. Pada poin ini, Kang Didi Masagi bisa
memahaminya dengan berkata:”Sepengetahuan saya, memang di dunia untuk
masyarakat adat eksistensi kehidupannya, kerap terdesak di tengah
maraknya globalisasi. Hal ini kerap terjadi di Amerika Latin, Afrika,
termasuk di Asia dan negeri Indonesia. Saya dengan sekemampuan saya,
siap membantu”, demikian ujarnya.
Kepada
destinasianews.com salah satu orang terdekat Eka Santosa, yakni Nata
Nagara Sumantri yang juga pengurus BOMA Jabar, menuturkan bahwa
penerimaan Kang Didi Masagi dianggap sebagai persiapan organisasinya
menggelar kembali Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda (FBMATS)
ke-2 pada April 2015 mendatang.
Rencananya,
pada FBMATS ke-2 mendatang, sejumlah tokoh nasional mulai dari KSAL
Laksamana Madya Ade Supandi, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan tokoh
Sunda lainnya di tingkat nasional akan menghadiri acara ini. “Nah Kang
Didi Masagi yang sudah jadi duta budaya kami beserta rekan-rekannya dari
Eropa, akan hadir disini menyaksikan aneka seni budaya Sunda yang
langka (buhun – red), yang rata-rata akan punah”, jelas Nata dengan
wajah berbinar. (HS/SA/dtn)
0 komentar:
Posting Komentar