Translate

15.42
0
Destinasianews - Eka Santosa, Pangaping (penasihat) BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, Rabu malam, 21 Januari 2015 mengantar sekitar 20 pengurus BOMA Jabar untuk melakukan pertemuan silaturahmi dengan KSAL Laksamana Madya TNI, Ade Supandi di rumah dinasnya di Jakarta. Pertemuan pada malam hari itu (Pukul 21.00 – 23.00 WIB), berlangsung secara informal dan penuh dengan kekerabatan. “Saya ucapkan terima kasih atas kehadirannya. Benar, saya bukan siapa-siapa di hadapan para Olot (tetua adat), terutama. Saya ini pituin dari Batujajar (Kab. Bandung Barat – red). Malahan kerabat saya pun yang tinggal di Kampung Mahmud (Cigondewah, Kota Bandung - red). Dulu waktu masih kecil, saya suka main pencak silat di sana. Tapi jangan diminta sekarang mendemokannya,” begitu cuplikan dalam kata sambutannya yang disambut senyum oleh para tamunya.
Ade Sopandi 2Menurut Eka Santosa, mantan Ketua DPRD Jabar (1999 -2004) dan Ketua Komisi ll DPR RI (2004 – 2009) serta kini masih menyandang sebagai Ketua DPW Partai NasDem Jabar, pertemuan ini bisa terselenggara semata demi mensyukuri pengangkatan Ade Supandi oleh Presiden Jokowi (31 Desember 2014) sebagai KSAL menggantikan Laksamana Marsetio yang memasuki masa pensiun. “Beliau kan orang Sunda yang kini sedang berkiprah di tingkat nasional. Peran TNI AL saat ini sangat strategis, bila dihubungkan dengan kiprah Menteri KKP, Susi Pudjiastuti yang juga berasal dari Jabar, Pangandaran. Pun, tema kepemimpinan Presiden Jokowi dengan platform menjadikanNKRI sebagai poros maritim dunia, ditangkap oleh para Olot di BOMA Jabar harus diperkuat pancangannya,” ujarnya.
“Kami hadir dan diterima dengan baik oleh Kang Ade (Ade Supandi) tadi. Banyak hal yang dibahas mulai dari soal kemaritiman, hak ulayat masyarakat adat, hingga persoalan lingkungan hidup yang dialami oleh masing-masing komunitas adat di berbagai pelosok Jabar. Beliau mengapresiasi saran dan usulan kami”, kata Wa Ugis, salah satu Olot yang berasal dari Kampung Adat Sirna Resmi, Kabupaten Sukabumi.
Jajang Sanaga, Ketua Harian BOMA Jabar, dalam pertemuan ini selain mengapresiasi kinerja TNI AL, paling akhir dalam penanganan bencana jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 (28/12/2014) di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pun mengharapkan putra terbaik dari Tatar Sunda yang kini berkiprah di tingkat nasional, dalam hal mengemban amanahnya senantisa memperoleh aneka kelancaran. “Kang Ade, bersedia pula pada sekitar Maret 2015 akan hadir ke Pasir Impun, Kabupaten Bandung (Sekretariat BOMA Jabar – red). Beliau pun bila kebetulan sedang berada di Jabar akan lebih seksama memperhatikan aspirasi warga pesisir Jabar”.
Rinciannya, menurut Jajang, Ade Supandi akan segera mewujudkan pelabuhan laut di sekitar LANAL di Garut Selatan saat ini. “Meskipun kepentingan ekonominya relatif masih kecil, keberadaan pangkalan laut di Jabar Selatan amat strategis. Paling dekat kita berhadapan dengan kepulauan Christmast milik negara tetangga terdekat di sana, Australia”, jelas Ade Supandi tatkala diklarifikasi perihal kebutuhan pelabuhan laut yang memadai di pesisir selatan Jabar.
Ade Sopandi3
Secara umum pertemuan ini menurut Ade Supandi yang mulai berdinas sejak 1983 sejak lulus Akademi Angkatan Laut TNI angkatan ke-28 dengan jabatan sebelum saat ini sebagai Kepala Staf Umum TNI per 12 Mei 2014, dirasakannya sebagai sesuatu hal yang penting: ”Baru-baru ini pun saya sudah menerima berbagai aspirasi dari banyak kelompok masyarakat di Indonesia Timur. Kehadiran BOMA Jabar, sungguh menggugah saya untuk sama-sama kita membangun tatar Sunda lebih baik lagi”.
Suasana pertemuan yang penuh keakraban tanpa panduan protokoler ketat, tak urung bagi Naskim, salah satu perwakilan dari komunitas “Suku Dayak Hindu Budha Bhumi Segandhu” dari Losarang, Indramayu yang penampilannya amat bersahaja – bercelana kutung hitam dan putih serta tanpa mengenakan kemeja: ”Ini mah Pak Jenderal, kami sangat senang ada perwakilan kita di tingkat nasional yang bisa menjadi panglima Angkatan Laut. Kalaulah boleh, sesekali bisakah kami numpak kapal perang Angkatan Laut?”, tanyanya dengan logat kental Indramayu. Tak pelak pertanyaan ini menimbulkan suasana semakin akrab pada malam itu. (HS/SA/dtn)
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar