Translate

15.33
0
Destinasianews - “Tak gampang kita bisa jadi tuan rumah PON. Terakhir tahun 1961, tuh saksinya Pak Hanjaya, mantan atlit tenis. Tinggal beberapa bulan lagi ke tahun 2016. Sayangnya, infrastruktur dan venues untuk 44 cabang olahraga, belum beres. Belum lagi kemelut KONI Jabar. Ini semua bikin kita deg-degan. Nah sekarang kita kedatangan Pak Manila”, itu kata Eka Santosa saat pembukaan rapat terakhir (9/2/2015) jelang seminar sehari yang bertemakan “Kepedulian untuk Bandung dan Jawa Barat Menyongsong Peringatan KAA ke-60, PON XlX 2016, dan Asian Games 2018”.
DSCN0350Eka santosa dengan IGK Manila dalam seminar yang akan dilangsungkan pada Selasa, 10 Februari 2015 di Graha Tirta Siliwangi Jl. Lombok No 10 Bandung, adalah inisiatornya:”Ini seminar rintisan tentang tiga event besar bagi warga Bandung dan Jabar. Tahun 1977 ketika saya bertugas di pasukan PBB di Afrika di Ghana, Ethiopia, Sudan, dan sekitarnya, manakala orang setempat tahu kami dari Bandung, reaksinya langsung berubah. Ini tak akan saya lupakan seumur hidup”, kata IGK Manila disamping Engkos Sadrah, Mantan Direksi Bank Jabar Banten, Hanjaya, dan Azizah Talita Dewi, pengusaha batik yang esoknya akan menjadi salah satu nara sumber pada seminar ini.
Kesempatan lain dalam rapat terakhir ini, Ketua Panitia, diwakili Nata alias Supriadi Nata Sumantri, melakukan dialog tentang makna Kota Bandung dalam konteks KAA 1955. “Intinya, kami siapa meneruskan apa yang tadi diungkapkan oleh Kang Eka dan Pak Manila. Intinya, kami selaku generasi muda siap menerima estafeta pesan moralini”, tambah Hilman Imanudin dari pihak panitia.
Penutup rapat terakhir ini, kedudukan Bandung sebagai “ibu Kota Asia- Afrika”, hendaknya kita renungkan dan wujudkan kembali. “Kami intinya sebagai masyarakat ingin membantu Walikota Bandung dan Gubernur Jabar untuk mewujudkan ini sebagai kehormatan bangsa”, tutup IGK Manila dengan gaya khas kebapakan.
Pantauan destinasianew.com, hingga pukul 10.15 WIB (10/2/2015), peserta seminar telah menggodok tema seminar dengan tajam dan menyeluruh. “Jangan lagi sekedar seremoni yang rutin dari tahun ke tahun nyaris sama. Kesadaran Bandung sebagai ibu kota Asia-Afrika, harus jadi sikap hidup bangsa kita”, kata Agum Gumilar, diantara para peserta lainnya.
Rencananya, pada hari yang sama usai seminar ini pada sore harinya, pada malam harinya di tempat yang sama akan digelar gathering antara para pengusaha dengan Walikota Bandung, Ridwan Kamil.”Kebetulan kan, Pak Ridwan Kamil, pada pagi harinya, sebagai nara sumber pada acara ini. Kami ingin membantu bersama para pengusaha lainnya”, jelas Hanjaya yang kini bergiat dalam bisnis kepariwisataan di Jabar. (HS/SA/dtn).

0 komentar:

Posting Komentar